galihaxzen.com
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah
Melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyusun makalah sebagai tugas kelompok yang berjudul
“ KETERKAITAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN PENGELOLAAN ARSIP” ini dengan lancar.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Otomasi Dalam Kearsipan, pada
Semester VI, Program Studi S1 Perpustakaan, tahun 2013.
Terima kasih kami sampaikan pada semua pihak
yang telah membantu
Dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat bagi
Kami khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya. Amin.
Puring,
20 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN MODUL 3: KETERKAITAN TEKNOLOGI
INFORMASI DENGAN PENGELOLAAN ARSIP
Kegiatan
Belajar 1 :
Otomasi
Kearsipan......................................................................................
2
Kegiatan
Belajar 2 :
Arsip
Elektronik............................................................................................
6
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Arsip dan teknologi adalah dua subjek
yang berbeda, namun saling berkaitan. Perkembangan teknologi informasi rupanya
” mendengar dan mengerti” akan kebutuhan organisasi yang berkaitan dengan
pengelolaan arsip tersebut. Dengan kecanggihan teknologi informasi diharapkan
tujuan dari pengelolaan arsip dapat tercapai secara lebih cepat dan tepat, juga
hemat biaya dan tenaga. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini sangat maju
dengan begitu pesatnya. Seiring dengan berjalannya waktu, arsip semakin
bertambah dan bertambah. Untuk mengelola arsip yang semakin bertambah, agar
dalam pengelolaannya bisa efektif dan efisien, maka kita perlu mempelajari
tentang otomasi dalam kearsipan. Tanpa mempelajari kemajuan teknologi yang up
date, kita dalam mengelola arsip akan lebih menyita waktu, biaya yang
dikeluarkan juga akan lebih banyak.
Dengan mempelajari otomasi kearsipan
dan arsip elektronik, kita dapat memahami apa itu otomasi kearsipan dan
bagaimana keterkaitan arsip dengan teknologi informasi sehingga kita dapat
mengetahui bagaimana memosisikan dan memperlakukan arsip elektronik dalam
lingkup otomasi kearsipan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 3
KETERKAITAN TEKNOLOGI
INFORMASI DENGAN PENGELOLAAN ARSIP
Kegiatan Belajar 1
Otomasi Kearsipan
Jika dipandang dari beberapa aspek,
teknis maupun dari sisi aspek legal, bahwa antara otomasi kearsipan dan arsip
elektronik adalah dua subjek yang berbeda. Perbedaan akan sangat terasa pada
situasi di mana pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
administrasi perkantoran masih sangat terbatas serta belum adanya dasar hukum
yang kuat bagi keberadaan arsip elektronik. Sebaliknya pada situasi di mana
sebagian besar proses kerja telah berlangsung secara elektronik telah diakui
keberadaannya secara hukum, maka keduanya akan tampak secara lebih nyata
sebagai satu kesatuan sistem.
A. PERKEMBANGAN PEMANFAATAN
KOMPUTER
Sejak pertama kali diperkenalkannya
komputer secara komersial pada tahun 1960-an, teknologi informasi dan
komunikasi telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Di Indonesia,
hingga akhir tahun 1990-an penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengelolaan arsip, baik yang dinamis maupun statis, masih merupakan hal yang
baru. Dengan semakin berkembangnya pemahaman bahwa arsip adalah informasi,
pendekatan terhadap pengelolaan arsip pun mulai bergeser dari manual sepenuhnya
ke bentuk kegiatan yang memanfaatkan kemampuan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mencapai tingkat produktivitas kerja setinggi mungkin. Dengan
dukungan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan tujuan pengelolaan arsip
dapat tercapai, yakni terciptanya arsip yang reliabel, terpeliharanya
otentisitas dan kelengkapan arsip sesuai ketentuan, serta tersajikannya arsip
secara akurat kepada orang yang berhak, pada saat yang tepat, dan di manapun
diperlukan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
B.
KETERKAITAN
OTOMASI KEARSIPAN DENGAN SISTEM INFORMASI LAINNYA
Pelaksanaan otomasi kearsipan akan sangat berkaitan dengan sistem-sistem
informasi lain yang diimplementasikan di suatu organisasi. Karena sistem-sistem
informasi tersebut berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengoperasiannya, maka arsip yang dihasilkannya juga akan berformat digital
atau elektronik dan dengan sendirinya menuntut adanya sistem pengelolaan arsip
yang berbasis teknologi dan informasi juga.
Arsip Nasional Australia telah dengan baik
mengidentifikasi sistem-sistem
Informasi dan sistem-sistem elektronik yang
berkaitan dengan otomasi kearsipan. Disebutkan bahwa sistem manajemen arsip
elektronik (Electronic RecordsManajement
Systems = ERMS) sebagai jantung
dari otomasi kearsipan akan sangat terkait dengan sistem-sistem informasi
bisnis transaksional (Transactional
Business Information Systems = BIS)
dan sistem manajemen dokumen elektronik (Electronic
Document Management Systems = EDMS)
Arsip Nasional Australia menggunakan istilah sistem manajemen informasi
dan arsip (Records and Information
Management Systems = RIMS) untuk
“memayungi” sistem apapun yang menghasilkan, mengkaptur atau mengatur
informasi, tanpa mengabaikan formatnya. RIMS dapat berupa sistem berbasis
kertas atau sistem digital. RIMS termasuk semua sistem yang menghasilkan,
mengkaptur, mengatur dan menjaga informasi digital,dokumen digital dan data.
RIMS meliputi semua sistem manajemen
informasi bisnis, termasuk ERMS. Business
Information Systems (BIS) adalah sistem yang mencipta, menyimpan,
memproses, dan menyediakan akses ke suatu informasi bisnis organisasi. Contoh
dari BIS adalah: sistem nanajemen kasus; sistem e-commerce (sistem yang mendukung e-business dan transaksi online);
sistem manajemen relasi klien; sistem data geospasial; sistem manajemen
finansial dan SDM; sistem pusat pemanggilan; dan pangkalan data yang dibuat berdasarkan
tujuan tertentu atau dikostumisasi.
ERMS adalah suatu bagian dari BIS yang
tujuan utamanya adalah untuk Mengkaptur dan mengatur arsip digital. ERMS adalah
sistem yang dirancang secara khusus untuk mengatur penciptaan, penggunaan,
perawatan dan pembuangan arsip digital untuk tujuan menyediakanbukti aktifitas
bisnis. ERMS dibedakan dari BIS lainnya oleh kemampuannya untuk: menjaga
kontekstual informasi dan elemen data arsip dinamis secara tepat, dan hubungan
antar arsip untuk memungkinkan identifikasinya, mendukung nilainya sebagai
bukti dan menyediakan akses padanya sepanjang waktu; memungkinkan aplikasi
proses manajemen arsip, seperti klasifikasi, registrasi, pencarian dan penarikan, preservasi dan
pembangunan; dan mengaplikasikan kontrol arsip, seperti kontrol akses dan
keamanan untuk mempreservasi konten dan mengamankan integritasnya.
EDMS adalah bagian lainnya dari
BIS.Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk mendukung penciptaan, revisi dan
manajemen dokumen digital. EDMS melakukan fungsi-fungsi seperti: penyimpanan
dan pengindeksan dokumen, untuk pencarian dan penarikan yang mudah; integrasi
dengan paket software perkantoran dan
sistem pengiriman pesan; memungkinkan kerja kolaborasi; dan menyediakan kontrol
akses dan versi dari dokumen.
Ada perbedaan yang jelas terlihat
anatara manajemen dokumen dan manajemen arsip. Manajemen dokumen berkaitan
dengan kemampuan untuk mengaplikasikan penciptaan, revisi dan kontrol manajemen
pada tingkat dokumen. Manajemen dokumen menempatkan kontrol yang terbatas atas
dokumen dan terutama berkenaan dengan kontrol akses dan versi. Fungsionalitas
ini biasanya disediakan melalui software EDMS.
Manajemen arsip berkaitan dengan
kemampuan untuk mengaplikasikan kontrol pada pernciptaan, penerimaan,
perawatan, penggunaan dan pembuangan arsip, termasuk proses untuk mengkaptur
dan menjaga bukti, dan informasi tentang aktivitas dan transaksi bisnis dalam
bentuk arsip (yang dapat termasuk dokumen atau agregasi dokumen). Fungsionalitas
ini biasanya disediakan melalui software ERMS
yang dikhususkan, meskipun bentuk BIS lain dapat juga memasukkan kemampuan
manajemen arsip. Spesifikasi ERMS difokuskan pada pengembangan ERMS yang mampu
menyimpan arsip digital, dan sampai saat ini kebutuhan fungsionalitasnya dapat
menangani fungsionalitas manajemen arsip.
Kegiatan Belajar 2
Arsip Elektronik
International
Council on Archives (ICA) mendefinisikan arsip sebagai informasi yang
terekam dibuat atau diterima dalam memulai, menjalankan atau menyelesaikan
kegiatan institusional atau individu dan yang terdiri dari konten, konteks dan
struktur yang cukup untuk memberikan bahan bukti kegiatan.
Menurut ICA , arsip dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kriteria:
1. Berdasarkan
fungsinya, yakni hubungan berkas dengan berbagai jenis aktivitas dan transaksi
di dalam lingkungan perkantoran. Contohnya: berkas kasus, berkas pengadilan,
berkas (yang berorientasi pada aktivitas) subjek, berkas pegawai, berkas
korespondensi, dokumen website, dsb
2. Berdasarkan
bentuk dan formatnya. Contohnya: dokumen yang diolah dengan pengolah kata (word), database, dokumen hypertest,
gambar, spreedsheets, e-mais, voce mails, video,dsb.
Tujuan utama penciptaan arsip dan
pengelolaan arsip adalah untuk memberikan bahan “bukti” untuk pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi organisasi atau untuk akuntabilitas organisasi atau
individu. Menurut ISO 15489-1 tentang Records Management, arsip memiliki
beberapa karakter untuk mendukung tugas pokok dan fungsi serta memberikan bahan
bukti:
1. Otentisitas,
yaitu karakter orisinal arsip yang berkaitan dengan konteks, struktur dan
konten. Artinya arsip dimaksudkan memiliki pokok isi.
2. Reliabilitas,
yaitu kesanggupan arsip untuk memberikan bahan bukti yang dapat dipercaya.
Arsip tersebut memiliki konten yang dapat dipercaya karena secara lengkap dan
akurat menggambarkan transaksi, aktivitas, dan fakta-fakta.
3. Integritas,
yaitu berkaitan dengan arsip yang lengkap dan tidak dapat diubah.
4. Ketergunaan,
yaitu keanggupaan arsip untuk menempatkan, menemukan kembali, menyajikan, dan
menginterpretasikan aktivitas dan transaksi kegiatan organisasi.
A.
Struktur
Berdasarkan ICA Study 16, struktur dan konteks merupakan kunci untuk
memahami suatu arsip. Struktur berkaitan dengan bagaimana arsip direkam,
termasuk penggunaan simbol-simbol, tata letak, format, media,dsb. Ada perbedaan
antara struktur arsip tradisional (fisik) dan struktur arsip elektronik
(logika). Pada arsip tradisional, strukturnya jelas terlihat oleh pengguna karena
merupakan bagian yang integral dengan dokumen kertas sebagai salah satu
kriteria utama untuk menilai otentisitasnya. Sementara, struktur arsip
elektronik tidak dengan mudah dapat dilihat, dan umumnya tidak dikenali oleh
pengguna biasa.
B.
Konteks
dan Metadata
Menurut ICA Study 16, metadata adalah data yang
mendeskripsikan
konteks, konten dan struktur arsip dan
manajemen arsip. Metadata
merupakan konsep penting untuk arsip
elektronik karena metadata tentang
konteks dan struktur arsip diperlukan
untuk membuat arsip dapat dipahami.
Metadata
adalah bagian penting dari informasi kontekstual. Pada arsip
elektronik,
konsep tersebut muncul di semua bentuk informasi, yang
diperlukan untuk memahami dan menggunakan
arsip (misalnya:
dokumentasi sistem yang diperlukan pada
saat arsip dimigrasikan ke
platform yang baru, atau dipindahkan ke
lembaga kearsipan statis).
Metadata
dapat menyajikan maksud yang berbeda, seperti penemuan
kembali,
ketergunaan, otentisitas, reliabilitas, pemeliharaan, preservasi, dan
penilaian.
C.
Sistem
pengelolaan arsip elektronik
Study ICA 16 menyebutkan definisi sistem pengelolaan arsip sebagai suatu
sistem informasi yang dikembangkan untuk maksud penyimpanan dan penemuan
kembali arsip, serta diatur untuk mengontrol fungsi tertentu pada penciptaan,
penyimpanan dan akses arsip untuk melindungi otentisitas serta reliabilitas
arsip.
D.
Penciptaan
Pada penciptaan arsip, ICA Studies 8
menjelaskan bahwa berbeda dengan lingkungan arsip tradisional, daur hidup arsip
pada lingkungan arsip elektronik harus dikembangkan kebelakang pada tahap
sebelum penciptaan arsip, yang dirujuk sebagai tahap “konsepsional”.
Identifikasi ketentuan untuk arsip dijelaskan di dalam ICA Study 16,yang
merupakan tahap ketiga dalam implementasi pengelolaan arsip dan ketentuan arsip
statis yang harus dipreservasi di dalam suatu lingkungan sistem informasi yang
baru atau sistem yang telah ada.
Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan
secara jelas:
1. Arsip
mana yang harus dikaptur dan dipelihara ;
2. Mengapa
organisasi harus mengkaptur arsipnya;
3. Berapa
lama arsip perlu dipelihara;
4. Karakter
arsip apa yang diperlukan dan harus diimplementasikan.
E.
Penentuan
Retensi
Arsip Nasional Australia memberikan suatu
cara bagaimana menentukan retensi arsip elektronik dengan mengidentifikasi
kemungkinan tanggal penentu dan kalkulasi tanggal evaluasi dari penentuan
tanggal tersebut, atau mengidentifikasi arsip yang memiliki nilai guna sekunder
dan menentukan tanggal evaluasinya.
Berdasarkan ISO 2018509-1.1 tentang Penyimpanan Arsip Statis Elektronik,
jadwal retensi harus:
1. Dibuat
untuk setiap jenis informasi
2. Disetujui
oleh seluruh unit kerja yang terkait dan pejabat di dalam organisasi,
3. Disetujui
setelah mencari bantuan hukum untuk menjamin bahwa masalah hukum dapat
diselesaikan,
4. Seluruh
sistem dan dokumentasi prosedural yang dibuat harus tercakup didalam jadwal
retensi,
5. Meliputi
kebijakan organisasi untuk dapat dievaluasi secara tetap,
6. Meliputi
kebijakan organisasi untuk mengontrol pemusnahan informasi,
Menurut
Saffady, apabila dibuat dan diimplementasikan secara tepat, maka jadwal retensi
akan:
1. Menjamin
ketersediaandan kegunaan seri arsip elektronik tertentu untuk jangka waktu
tertentu, sehingga arsip itu dapat menjadi bahan referensi atau diproses
kembali dimasa yang akan datang;
2. Menjamin
kesesuaian dengan ketentuan pengelolaan arsip elektronik yang disebutkan di
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Menjamin
bahwa arsip yang diperlukan untuk kepentingan bahan bukti akan tersedia untuk
dan memfasilitasi pemenuhan permintaan dan permohonan hukum lainnya;
4. Mencegah
pemusnahan arsip elektronik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,
dengan demikiaan menghindari masalah hukum yang berkaitan dengan tindakan
tersebut;
5. Membuat
efektifitas penggunaan alat dan media penyimpanan untuk arsip elektronik untuk
mengidentiikasi series arsip yang
sesuai untuk penyimpanan on-line dan off-line;
6. Meminimalisasi
ketentuan penyimpanandengan pemusnahan (menghapus atau membuang) arsip
elektronik yang sudah tidak diperlukan lagi;
7. Mengeluarkan
disk magnetik, pita mafnetik, rewritable optical disk, dan media rekam
lainnya untuk digunakan kembali, dengan memperkecil pengeluaran (biaya) untuk
media baru.
F.
Penyimpanan
Berdasarkan ISO 2018509-1.1 tentang Penyimpanan Arsip Statis Elektronik,
terdapat tiga cara untuk mengimplementasikan standar penyimpanan:
1. Seluruh
data (dan indeksnya) disimpan di dalam disk WORM (write one, read many yaitu teknologi disk optic yang hanya dapat digunakan untuk menyimpan data sekali,
tetapi data tersebut dapat dibaca berkali-kali). Disk WORM tidak mempunyai
standar, tidak seperti CD-ROM. WORM disebut juga CD-R (implementasi jenis I)
2. Hanya
seas yang disimpan pada disk WORM, data disimpan dalam jenis
penyimpanan lain (implementasi jenis II)
3. Tidak
ada disk WORM yang digunakan di dalam
penyimpanan arsip (implementasi jenis III).
G.
Pengamanan
Menurut Saffady, pengamanan arsip elektronik dimaksudkan untuk mencegah
bahaya yang diakibatkan oleh:
1. Kejahatan
atau pemusnahan yang tidak terduga;
2. Pencurian
atau salah penempatan;
3. Korupsi
melalui modifikasi yang tidak sah;
4. Penutupan
oleh pihak yang tidak berwenang.
Oleh karena itu, ada beberapa elemen
dalam program kontrol risiko yang efektif untuk arsip elektronik:
1. Kesadaran
yang tinggi dalam hal risiko yang dituangkan di dalam kebijakan dan prosedur.
2. Pedoman
kontrol risiko yang disebarkan secara luas.
3. Lingkungan
penyimpanan yang aman untuk kopi arsip elektronik:
a. Menghindari
bahaya dari fisik dan iklim
b. Mencegah
dari entri yang tidak sah
c. Mengunci
area penyimpanan ketika tidak digunakan
d. Melindungi
dari kerusakan elektronik
4. Pengawasan
kopi arsip elektronik.
5. Perlindungan dari gangguan elektronik:
a. Membatasi
akses ke peralatan komputer
b. Mematikan
dan mengunci peralatan apabila tidak digunakan
c. Mengontrol
akses dengan paswords dan identitas
personal
d. Mengimplementasi
perlindungan dari virus.
H.
Preservasi
Menurut ICA Studies 8, preservasi arsip elektronik merupakan tantangan
yang banyak diminati dan baru bagi arsiparis. Berbeda pada pada lingkungan
berbasis kertas, preservasi media arsip elektronik saja tidak akan mencukupi.
Arsip kertas dengan konten, sruktur, dan konteks yang melekat pada media
fisiknya menjamin preservasi arsip sebagai bahan bukti. Dalam lingkungan
elektronik, arsiparis mungkin dapat menyerahkan sejumlah sumber yang dapat
dipertimbangkan untuk mempreservasi media fisik (pita magnetik, disket, media
optikal,dsb) namun tetap gagal untuk mempreservasi arsipnya.
I.
Akses
Preservasi dan akses arsip elektronik ssaling ketergantungan, karena
ketersediaan arsip adalah utuh secara fisik, teridentifikasi, dan dapat dibaca.
Selain itu, arsip yang dapat diakses dapat diseleksi di dalam pencarian
strategis dengan cara yang sesuai dengan pengaturan asli arsipnya, serta
dipreservasi dalam suatu format otentik yang bersejarah. Hal ini memerlukan
identifikasi asal usul arsip, preservasi pengaturan asli arsip, dan
ketersediaan arsip yang berhubungan dengan informasi kontekstual lainnya. Pada Study ICA 8 dikatakan bahwa akses arsip
statis elektronik memiliki sisi penawaran dan permintaan. Arsip statis
merupakan penawarannya. Permohonan akses arsip merupakan permintaannya.
Teknologi komputer adalah alat untuk mengirimkan arsip kepada peminta akses. Sisi
penawaran fungsi akses adalah tetap dan pasti. Arsip statis harus tetap seperti
ketika diciptakan dan diseleksi melalui penilaian. Penawaran dibatasi oleh
kebutuhan bisnis pencipta dan ditentukan oleh organisasi, proses, serta
aktivitas pencipta yang digunakan untuk menjalankan tugas dan fungsi.
J.
Penyusutan
ISO 15489-1 tentang Record
Management menjelaskan tentang implementasi penyusutan. Otoritas penyusutan
yang mengatur pemindahan arsip dari sistem
yang beroperasi harus diaplikasikan untuk arsip secara rutin dan
sistematis, dalam aktivitas bisnis yang dijalankan. Tindakan penyusutan
mencakup:
1. Pemusnahan
secara fisik, termasuk menghapusnya
2. Retensi
untuk periode berikutnya dalam unit kerja
3. Pemindahan
ke tempat penyimpanan atau media yang sesuai di bawah pengawasan organisasi
4. Pemindahan
ke organisasi lain yang bertanggung jawab untuk aktivitas bisnis melalui
restrukturisasi, penjualan atau privatisasi
5. Pemindahan
ke tempat penyimpanan yang dikelola atas nama organisasi oleh pihak ketiga yang
memiliki kontrak persetujuan yang sesuai
6. Pemindahan
tanggung jawab untuk mengelola ke otoritas yang telah ditunjuk sementara
penyimpanan fisik arsip tetap dilakukan oleh organisasi pencipta
7. Permintaan
ke lembaga kearsipan, atau
8. Pemindahan
ke otoritas kearsipan statis eksternal.
Prinsip-prinsip
berikut ini harus mengatur pemusnahan fisik arsip.
1. Pemusnahan
harus selalu diotorisasi
2. Arsip
yang berkaitan dengan proses pengadilan atau penyelidikan yang sedang
berlangsung tidak dapat dimusnahkan
3. Pemusnahan
arsip harus dilaksanakan dengan tetap menjaga konfidensialitas informasi yang
ada di dalamnya
4. Seluruh
kopi arsip yang diotorisasi untuk pemusnahan, meliputi kopi keamanan, kopi
preservasi dan copi backup, harus
dimusnahkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan adanya teknologi informasi,
sangat mempengaruhi dalam keberhasilan mengelola arsip. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi adalah sebagai sarana bantu dalam pengelolaan arsip
terutama untuk jenis arsip konvensional (non-elektronik), yang untuk seterusnya
disebut dengan “otomasi kearsipan”.
Teknologi informasi dan komunikasi dalam
hal ini, bisa digunakan untuk keperluan administrasi umum, kontrol fisik atas
arsip, serta penggunaan lainnya yang berkaitan dengan penciptaan, pemeliharaan
dan penggunaan, serta penyusutan arsip.
Dengan digunakannya komputer sebagai
sarana kerja, dokumen kerja perkantoran banyak yang dibuat, didistribusikan,
digunakan, disimpan, serta ditemukan kembali hanya dengan menggunakan komputer.
DAFTAR
PUSTAKA
National Archives of Australia. (2006). Guidelines for Implementing the
Functional Specifications for Electronic
Records Management Systems
er/
erms/ guidelines.html.
International Council on Archives Study 16,
Committee on Current Records in
an Electrpnic Environment. (2005). Electronic
Record: A Workbook for
Archivists. Paris:
ICA.
International Council on Archives Studies
8,Committee on Current Records in
an Electronic Environtment. (1997). Guide
on the Management of
Electronic Records from An Archival
Perspective. Paris: ICA.
ISO/CD 18509-1-1.(2005). (draf), Electronic Archival storage.